Perbandingan standar etika profesi di luar negeri dan di Indonesia

Jika kita melihat standar etika profesi yang diterapkan pada suatu perusahaan di luar negeri, jurnal diatas merupakan standar etika profesi di Amerika Serikat. Tentu Indonesia juga memiliki standar etika profesi dalam perusahaan, namun akan dijelaskan kemudian.

Standar Etika Profesi sangat dibutuhkan di negara kita dan tentunya standar etika profesi berbeda tiap negara. Disini terdapat penjelasan perbedaan standar profesi yang dimiliki Amerika Serikat dengan Indonesia.

Standar Profesi di Indonesia mengutamakan kompetensi. Kompetensi mencakup pendidikan, pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan kemampuan komunikasi serta sosial. Kompetensi berbanding lurus dengan nilai seorang pekerja, makin langka orang yang bisa menempati suatu posisi juga akan ikut mendongkrak value orang tersebut. Standarisasi profesi telah menjadi pertimbangan penting untuk bebrapa institusi pemerintahan seperti badan pengkajian dan penerapan teknologi, departemen tenaga kerja, departemen pendidikan serta departemen perdagangan dan industri.
Meskipun begitu, masih banyak lapangan pekerjaan yang belum memenuhi standar dan sertifikasi Profesi di Indonesia.


Satu hal penting mengapa profesi pustakawan dihargai di Amerika adalah bahwa dari sejarahnya, perkembangan profesi pustakawan di Amerika Serikat sejalan dengan sejarah pembentukan Amerika Serikat sebagai negara modern dan juga perkembangan dunia akademik. Pada masa kolonial, tradisi kepustakawanan di dunia akademik merupakan bagian dari konsep negara modern, utamanya berkaitan dengan fungsi negara untuk menyediakan dan menyimpan informasi. Oleh karena itu, profesi purstakawan dan ahli pengarsipan mulai berkembang pada masa itu.

Sejalan dengan itu, posisi pustakawan mengakar kuat di universitas-universitas dan tuntutan profesionalitas pustakawan pun meningkat. Untuk menjadi seorang pustakawan, Seseorang harus mendapatkan gelar pada jenjang S1 pada area tertentu terlebih dahulu untuk bisa melanjutkan ke jenjang S2 di bidang perpustakaan. Khusus untuk pustakawan hukum, beberapa sekolah perpustakaan memiliki jurusan khusus pustakawan hukum.

Sementara itu, pekerjaan-pekerjaan teknis yang berkaitan dengan manajemen dan pengelolaan perpustakaan seperti scanning dokumen, jaringan internet, memasang sistem katalog dalam jaringan komputer, dikerjakan ahli‐ahli yang berfungsi sebagai staf teknis perpustakaan. Umumnya mereka memiliki latar belakang pendidikan di bidang Teknologi Informasi. Mereka staf teknis dan bukan pustakawan.

Hal ini tentu berbeda dengan kondisi di Indonesia. Profesi pustakawan seringkali ditempatkan hanya sebagai pekerjaan teknis, tukang mengolah katalog, mencari dan mengembalikan buku perpustakaan ditempatnya, serta memfotokopi dokumen yang dibutukan pengguna. Tidak ada pembagian fungsi dan tugas yang tegas antara pustakawan dan staf teknis.


Kesimpulan:

Jika dilihat dari dari sudut profesi pustakawan, terdapat perbedaan yang besar. Sebagai contoh menurut saya:

Para pustakawan di Indonesia hanya dianggap sebagai penjaga arsip-arsip buku seperti buku belajar sampai buku sejarah. Bahkan saya sendiri melihat pekerjaan ini seperti pekerjaan sampingan dan tidak banyak diminati oleh pelamar kerja karena tentu membosankan jika hanya duduk di perpustakaan saja. Namun jika dilihat dari konteks sejarah, Indonesia memiliki sejarah yang hebat. Itupun kalau saja masyarakat mau memanfaatkan perpustakaan sebagai motivasi dalam peningkatan moral kerja.

Sedangkan di Amerika Serikat, bekerja sebagai Pustakawan saja sudah dihargai oleh negaranya. Bukan tanpa alasan, karena dari sejarahnya sampai Amerika Serikat menjadi negara maju, tentu pekerjaan ini bukan hanya soal menjaga buku-buku dan dokumen sejarah, tetapi mengubah keduanya sebagai tolak ukur menjadi negara maju sehingga membuat Amerika Serikat menjadi negara pusat yang hebat. Maka dari itu profesi sebagai pustakawan sampai sekarang diakui oleh masyarakat disana.

Daftar Pustaka:

• http://sorelya.blogspot.co.id/2014/06/perbedaan-standar-profesi-it-di.html
• http://azwadblack.blogspot.co.id/2012/04/perbedaanmodel-profesi-antara-usa-dan.html