PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
TEORI ORGANISASI
UMUM 2
Disusun Oleh:
2KA29
2KA29
Hilman Setiadi - 14113129
Rian Faldy Darmawan - 17113560
Ryan Setiawan - 17113861
Sandra Bella Maharani - 18113226
Sefrian Dewanda - 18113332
Yuditya Dwi Saputra - 19113549
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2014/2015
1. PENGERTIAN PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Definisi
perubahan menurut para ahli:
#
NENI NURMAYANTI HUSANAH
Perubahan
merupakan sesuatu yang unik karena
perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai
kehidupan itu berbeda-beda dan tidak bias
disamakan, walaupun memmiliki beberapa persamaan
dalam prosesnya.
#
BRIAN CLEGG
Perubahan
merupakan suatu kekuatan yang sangat hebat,
yang dapat memotivasi atau mendemotivasi.
#
A.B SUSANTO
Perubahan
adalah keniscayaan yang menyertai kehidupan,
dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan
menimpa siapa saja.
#
VINCENT GASPERS
Perubahan
adalah bagian terbesar dari kenyataan bisnis.
#
JANE FLAGELLO
Perubahan
adalah pertumbuhan, perubahan adalah kesempatan,
dan perubahan adalah peningkatan potensi.
#
CATEORA (MGH)
Perubahan
adalah hasil suatu masyarakat yang mencari
cara memecahkan masalah yang diciptakan oleh
perubahan dalam lingkungannya.
#
RUSSEL SWANBURG
Perubahan
merupakan kunci inovasi dan kunci yang
akan datang, yang dasarnya adalah teori
perubahan.
#
RAMLAN S
Perubahan
merupakan hasil interaksi kepentingan yang
secara ketat dikontrol, bahkan ditentukan oleh
posisi sosial atau kondisi materiil elit
yang terlibat.
Definisi
perkembangan menurut para ahli:
Perkembangan
merupakan serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan
dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian
perubahan yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif ( E.B. Harlock ). Dimaksudkan bahwa
perkembangan merupakan proses perubahan individu
yang terjadi dari kematangan (kemampuan
seseorang sesuai usia normal) dan
pengalaman yang merupakan interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitar yang
menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif
( dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada
diri individu tersebut.
Perkembangan
mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat
yang baru, yang berbeda dari sebelumnya (
Kasiram, 1983 : 23), menandung arti bahwa
perkembangan merupakan peubahan sifat individu
menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan
dari sifat-sifat sebelumnya.
2. LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN ORGANISASI
Dikaitkan
dengan konsep ‘globalisasi”, maka Michael Hammer dan James Champy menuliskan
bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C, yaitu customer, competition, dan
change. Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi
konstan.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut., yaitu, Kondisi Ketenagakerjaan, Economic Shocks, Kecenderungan sosial, Tekhnologi, Kompetisi dan Kondisi Politik.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut., yaitu, Kondisi Ketenagakerjaan, Economic Shocks, Kecenderungan sosial, Tekhnologi, Kompetisi dan Kondisi Politik.
Masalah dalam perubahan
Banyak
masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling
sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang
sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to
change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena
adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara
sembarangan.
Penolakan
atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar.
Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan
protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat
(implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang,
motivasi kerja menurun dan lain sebagainya.
Sumber Penolakan atas Perubahan
Untuk
keperluan analitis, dapat dikategorikan sumber penolakan atas perubahan,
menurut Stephen P. Robbins, yaitu penolakan yang dilakukan oleh individual dan
yang dilakukan oleh kelompok atau organisasional.
Resistensi
Individual, Karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka
individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan :
§ KEBIASAAN, merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan
secara berulang-ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena kita
merasa nyaman, menyenangkan. Begitu terus kita lakukan sehingga terbentuk satu
pola kehidupan sehari-hari.
§ RASA AMAN, kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan
karyawan memiliki kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak
perubahan pun besar. Mengubah cara kerja padat karya ke padat modal memunculkan
rasa tidak aman bagi para pegawai.
§ FAKTOR EKONOMI, Faktor lain sebagai sumber penolakan atas
perubahan adalah soal menurun-nya pendapatan.
T AKUT AKAN
SESUATU YANG TIDAK DIKETAHUI Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi
hasilnya. Oleh karena itu muncul ketidak pastian dan keragu-raguan.
§ PERSEPSI, cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya.
Cara pandang ini mempengaruhi sikap. Dimana karyawan merasa program perusahaan
adalah bentuk kesewenang-wenangan, sehingga menimbulkan sikap negatif.
Tahapan Manajemen Perubahan
Suatu
perubahan terjadi melalui tahap-tahapan. Pertama-tama adanya dorongan dari
dalam (dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan
eksternal).
Untuk manajemen perubahan adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yaitu:
Untuk manajemen perubahan adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yaitu:
§ Tahap 1, tahap identifikasi perubahan, diharapkan seseorang
dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini
seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi
tipe perubahan.
§ Tahap 2, tahap perencanaan perubahan. Pada tahap ini harus
dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan
pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung
sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.,
§ Tahap 3, tahap implementasi perubahan dimana terjadi proses
pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan
sedang terjadi kemungkinan timbul masalah.
§ Tahap 4, tahap evaluasi dan umpan balik. Untuk melakukan
evaluasi diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan
data dan evaluasi data tersebut. Dimana Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik
kepada tahap 1 sehingga memberi dampak pada perubahan yang diinginkan
berikutnya.
Taktik Mengatasi Penolakan Atas Perubahan
Dalam
hal ini Manajemen menggunakan beberapa taktik guna mengatasi penolakan atas
program perusahaan, berdasarkan pendapat dari Coch dan French Jr. mengusulkan
ada beberapa taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan,
yaitu :
1.
Pendidikan dan Komunikasi. Bahwa
Manajemen memberikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan,
akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua karyawan.
2.
Partisipasi. Manajemen mengajak
serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai
fasilitator dan motivator.
3.
Memberikan kemudahan dan dukungan.
Manajemen memberikan suatu bentuk konseling kepada karyawan yang mengalami
ketakutan atas terjadinya perubahan
4.
Negosiasi. Manajemen memberikan
alternatif solusi kepada karyawan.
5.
Paksaan. Manajemen menggunakan
Taktik terakhir adalah paksaan.
3. PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Perencanaan
Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang
digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi
pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat
digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai
10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk
mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan
strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus
dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul
dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah
strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai
keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah
bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown ,
2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat
menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner,
1969 ).
4. IMPLIKASI MANAJERIAL PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Organisasi
selayaknya selalu mengantisipasi kebutuhan untuk memperbarui proses bisnis dan
informasinya di dalam era lingkungan bisnis yang dinamis ini. Perubahan dalam
arti yang luas merupakan suatu respon yang terencana maupun yang tak terencana
untuk menghadapi berbagai macam tekanan dan kekuatan. Kebutuhan untuk berubah
saat ini telah menjadi suatu titik keseimbangan atau suatu norma. Ini adalah
tantangan bagi tim manajemen perubahan.
Comments
Post a Comment